Trenggalek, 6 Maret 2025 – Ketua Pengadilan Agama Trenggalek, Bapak Drs. H. Faiq, M.H., menghadiri undangan dari DPRD Kabupaten Trenggalek dalam acara Serah Terima Jabatan dan Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Trenggalek. Acara ini diselenggarakan dalam rangka penyampaian pidato Bupati Trenggalek periode 2025-2030. Bertempat di Graha Paripurna DPRD Kabupaten Trenggalek, acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dan berlangsung dengan khidmat serta penuh makna.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menyampaikan pidato awal masa jabatannya untuk periode 2025-2030 dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Trenggalek, Kamis (6/3/2025). Dalam pidatonya, Bupati Trenggalek membahas berbagai hal penting, mulai dari instruksi Presiden mengenai efisiensi anggaran, perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK), hingga visi misi pemerintahan untuk lima tahun ke depan.
Terkait efisiensi anggaran, Bupati yang akrab disapa Mas Bupati Ipin, mengungkapkan bahwa Pemkab Trenggalek berhasil menyisir anggaran sebesar 49 miliar. Anggaran yang dihemat ini akan dialokasikan kembali untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Penghematan tersebut berasal dari berbagai kegiatan, seperti rapat, honor, dan perjalanan dinas. Bahkan, Bupati bersama Wakil Bupati Trenggalek memutuskan untuk tidak membeli mobil dinas baru.
“Sisa 14 miliar akan dimanfaatkan untuk program Satgas Daya Anti Jalan Berlubang, yaitu satuan tugas dan kelompok swadaya untuk mengantisipasi jalan berlubang,” ujar Bupati Ipin.
Selain itu, dalam pidatonya, Bupati Ipin juga menyampaikan mengenai donasi sebagian TPP (Tunjangan Penghasilan Pegawai) para ASN yang dilakukan secara ikhlas dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Dana tersebut akan disalurkan melalui lembaga yang mengatur, seperti BAZNAS, untuk kebutuhan zakat atau sedekah.
Bupati Ipin menekankan bahwa dalam pembahasan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), pemerintah telah berupaya memberikan remunerasi yang terbaik bagi ASN, dengan harapan agar ASN dapat melayani masyarakat dengan lebih baik. Ia juga menegaskan pentingnya empati, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum merata, tanpa harus mengurangi kesejahteraan pegawai secara signifikan.
“Harapannya kesejahteraan pegawai tetap terjaga, sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan masing-masing untuk berbagi,” tuturnya.